Sekering terbakar

Safety First adalah falsafah setiap layanan publik. TransJakarta seharusnya memberi informasi yang jelas mengenai lokasi dan cara penggunaan pintu darurat, glass breaker, pemadam api. Tidak harus seperti di pesawat terbang, tapi sistem audio visual sudah tersedia, bukan. Kejadian di bawah dan reaksi penumpang mau pun petugas menunjukkan diabaikannya pemahaman safety first. Jika kebakaran besar terjadi, tidak ada yang mengetahui cara-cara menyelamatkan diri. Barangkali ini pula penyebab banyaknya korban pada setiap kecelakaan: tidak ada yang tahu cara-cara penyelamatan.

Secara kebetulan saya berada diatas Tije yang sekeringnya terbakar (JTM 038) dan menyaksikan sendiri karena saya ada persis berdiri dibelakang pramudi.
Pertama-tama wiper tidak bekerja dengan baik, akibatnya pramudi terlihat gelisah dengan kejadian ini. Tidak lama kemudian bau angus mulai tercium dari samping dashboard, setelah dibuka oleh penumpang yang duduk ditangga terlihat percikan api.

Sayangnya pada saat itu saya minta alat pemadam kebakaran, ternyata tidak tersedia, sehingga api dan asap hanya ditiup-tiup saja...Karena bau angus asap akhirnya penumpang ditengah menjadi panik. Mau keluar lewat mana ? Pintu hanya 2 didepan.
Ada yang ingin tinggal dan ada yang bertahan didalam bus.
Salah seorang yang ingin turun, tiba-2 dilarang oleh satgason-board, penumpang tersebut bertanya "Apakah jika penumpang turun, ini melanggar hukum"...?. Lucunya...ditengah kepanikan penumpang lainnya, masih ada waktu untuk bersitegang dengan Satgas.. Akhirnya penumpang dievakuasi ke halte terdekat dengan tumpangan tije arus balik.

Akibat mixxed-traffic, kendaraan pribadi lainnya, terperangkap didalam antrian panjang, ini...salah siapa ? Sedangkan jalur reguler terlihat lancar......

Saya ingin tahu apakah memang di Tije 038 itu saja yang tidak tersedia alat pemadam kebakaran, atau memang Tije tidak dilengkapi alat pemadan kebakaran ?


Kami mohon maaf atas kejadian ketidaknyamanan yang dialami kemarin (JTM 038), namun dapat kami sampaikan bahwa
alat pemadam kebakaran setiap traja posisinya di depan (dekat pramudi) dan bagian belakang. Seluruh armada yang didatangkan dari karoseri sudah harus dilengkapi oleh APAR tsb.

JTM 038 kalo ga salah karoseri Laksana ya?
Seharusnya semua APAR ada di setiap bus, letaknya di dinding paling belakang dekat kaca (di pilar). Tangki BBG sendiri letaknya di bawah bus, bukan di belakang. Karena di belakang itu mesin.

dari Detikcom:
Sekering TransJ Terbakar, Penumpang Loncat dari Pintu Sopir

Gara-gara sekering terbakar, bus TransJ koridor VI jurusan Ragunan-Halimun berhenti di dekat Halte Warung Jati, Jakarta Selatan. Penumpang yang menyesaki bus warna abu-abu itu panik dan berloncatan dari pintu sopir.
Lokasi kejadian itu persis di turunan setelah RS Jakarta Medical Center, mengarah ke Kuningan. Bus dalam kondisi penuh sesak, banyak penumpang berdiri bergelantungan.

Bus itu dikemudikan seorang wanita. Setelah berdiskusi dengan petugas on board, para penumpang dievakuasi. Penumpang diminta turun lewat pintu sopir karena pintu itu tidak terlalu tinggi dibandingkan dengan pintu utama.
"Suasananya panik. Tapi banyak juga yang menolak turun," kata Anita, salah satu penumpang, kepada detikcom, pukul 09.00 WIB, Jumat (4/1/2008). Namun akhirnya semua penumpang bersedia turun ke tengah jalan.

Tak berapa kemudian, ada bus TransJ dari arah sebaliknya lewat. Penumpang yang memenuhi jalanan akhirnya naik ke bus yang mengarah ke Ragunan tersebut. Proses ini memakan waktu cukup lama dipayungi hujan rintik-rintik.
Penumpang lalu diantar ke halte terdekat yaitu halte Buncit Indah. Di sini penumpang turun dan meneruskan perjalanan dengan TransJ ke arah Kuningan atau naik bus umum lainnya.

Sementara itu, akibat insiden ini, terjadi antrean panjang TransJ dan kendaraan pribadi penyeborot busway yang mengarah ke Kuningan.
"Ada apa sih kok nggak jalan-jalan," keluh penumpang TransJ yang ada di belakang bus bermasalah tersebut. ( aan / nrl )

0 comments: